laba-laba

Minggu, 15 November 2015

MAKALAH NAMA-NAMA AL-QUR’AN



ASMA AL-QUR’AN

Disusun
O
L
E
H

Heriansyah Harahap
(45.12.3.007)






UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SU
FAKULTAS USHULUDDIN
TAFSIR HADITS INTERNASIONAL
MEDAN
2015





TABLE OF CONTENTS


DAFTAR ISI                   ..................................................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN     .............................................................................................. ii
BAB II : PEMBAHSAN         .............................................................................................. 1
A.     Pengertian Al-Qur’an   .............................................................................................. 1
B.     Nama-nam Al-Qur’an  .................................................................................... 2
BAB III : PENUTUP               .............................................................................................. 6
A.     Kesimpulan .............................................................................................................. 6
B.     Kritik/Saran          ..................................................................................................... 6
REFERENCE  .....................................................................................................................


 


BAB I
PENDAHULUAN

Segala fuji bagi Allah swt. yang telah menganugerahkan rahmat dan taufiq-Nya kepada kita. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad saw. mudah-mudahan kita mendapat syafa’atnya.
A.     Latar Belakang
Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum muslim di seluruh penjuru pelosok dunia. Yang menjamin kebahagiaan bagi setiap penganutnya di dunia maupun di akhirat kelak. Ia mempunyai sendi yang sangat esensial yaitu Al-Quran yang berfungsi untuk memberi petunjuk kepada  jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman, “sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya” (QS. 17:9).
Tak dapat dipungkiri, bahwa apabila hendak bahagia bersama Islam, penganutnya harus dekat dengan Al-Quran. Dalam artian yang lebih luas menegenal Al-Quran. Memperhatikan dan mempelajari Al-Quran, “tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati mereka tertutup” (QS. 47:24).
B.     Rumusan Masalah
Dalam rumusan makalah Mengenal Al-Quran ini, penulis memakai  rumusan sebagai berikut :
1.      Apa asal perkataan Al-Quran ?
2.      Bagaimana pengertian Al-Quran ?
3.      Apa nama lain Al-Quran ?





BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Al-Qur’an
Para ulama berbeda pendapat mengenai asal lafaz al-Qur’an, di antaranya :
1.      Asy-Syafi’i mengatakan, lafaz al-Qur’an yang terkenal itu bukan musytaq (bukan pecahan dari akar kata apa pun), lafaz tersebut sudah lazim digunakan dala pengertiannya sebagai kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. jadi menurut Asy-Syafi’i lafaz tersebut bukan berasal dari qa-ra-a (membaca), sebab kalau akar katanya qa-ra-a (membaca), maka tentu setiap sesuatu yang dibaca dapat dinamai al-Qur’an. Lafaz tersebut memang khusus bagi al-Qur’an, sama halnya dengan Taurat dan Injil.[1]

2.      Sementara Al-Lihyani mengatakan, lafaz al-Qur’an merupakan pecahan (musytaq) dari akar kata qa-ra-a yang bermakna tala (membaca).[2]

“Qa-ra-a” memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun. Qiro’ah berarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam satu ungkapan kata yang teratur. Al-Qur’an asalnya sama dengan Qiro’ah, yaitu akar kata dari qa-ra-a, qiro’atan wa qur’anan. [3] Allah menjelaskan dalam suroh al-qiyamah : 17-18 :
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ () فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
“Sesungguhnya kamilah yang bertanggung jawab mengumpulkan (dalam dadamu) dan membacakannya (pada lidahmu). Maka apabila kami telah menyempurnakan bacaannya(kepadamu, dengan perantaraan jibril) maka bacalah menurut bacaannya itu.”

Menurut ulama ushul dan fiqh, bahwa al-qur’an adalah :
الكلام المعجز المنزل على النبي صلى الله عليه وسلم المكتوب فى المصاحف المنقول بالتواتر المتعبد بتلاوته
Kalam yang mengandung kemukjiazatan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan secara mutawatir dan yang dinilai ibadah bila membacanya.[4]

ويذكر العلماء تعريفا له يقرب معناه ويميز عن غيره, فيعرفون بانه : كلام الله  المنزل على النبي صلى الله عليه وسلم  المتعبد بتلاوته[5]

B.     Nama-Nama Al-Qur’an
Allah Subhana Wa Ta’ala memilih beberapa nama bagi wahyu-Nya, yang berbeda sekali dengan bahasa yang digunakan masyarakat arab untuk penamaan sesuatu.[6]
Iman As-Suythi menuturkan dalam kitabnya, Al-Itqan fi Ulimil Qur’an : Al-Jahid berkata : “Allah telah menamai kitab-Nya dengan nama yang berbeda sekali dengan nama yang diistilahkan oleh bangsa arab terhadap kalimat dan tafshil. Allah menamai jumlah kalimat-kalimat-Nya dengan Qur’an, sedang bangsa arab menamai jumlah kalimat-kalimatnya dengan Diwan. Allah menamai bagian-bagian kitab-Nya dengan Surat, sedang bangsa arab menamainya dengan Qasidah. Allah menamai bagian-bagian surat dengan Ayat, sedang bangsa arab menamainya dengan Bait. Allah menamai akhir Al-Qur’an dengan Fashilah, sedang bangsa arab menamainya dengan Qafiyah.[7]
Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa Abul Ma’ali Syaizalah, yaitu pengarang kitab Al-Burhan Fi Musykilatil Qur’an, menyebutkan nama-nama Al-Qur’an dengan 55 nama, yaitu sebagaimana di terangkan Allah dalam berbagai ayat. Yaitu : Al-Kitab, Al-Mubin, Al-Qur’an, Al-Karim, Al-Kalam, An-Nur, Al-Huda, Ar-Rahman, Alfurqan, Asy-Syifa, Al-Mau’izhah, Adz-Dzikru, Al-Mubaarak, Al-‘Liyy, Al-Hikmah, Al-Muhaimin, Al-Hablu, Ash-Shirothol Mustaqim, Al-Muqayyim, Al-Qaul, Al-Fashlu, An-Nabaul ‘Adhim, Ahsanul Hadits, Al-Matsani, Al-Mutasyabih, At-Tanzil, Ar-Ruh, Al-Wahyu, Al-‘Rabiy, Al-Bashair, Al-Bayan, Al-‘Ilmu, Al-Haq, Al-Haadi, ‘Ajaba, At-Tadzkirah, Al-‘Urwatul Wutsqa, Ash-Shidqu, Al-‘Adl, Al-Amru, Al-Munadi, Al-Busyro, Al-Majid, Al-Zabur, Al-‘Aziz, Al-Balagh Al-Qashash, Al-Mukarromah, Al-Marfu’ah, Dan Ash-Shuhuf.[8]

 Menurut Muhammad Aly Ash-Shabuny, Al-qur’an mempunyai bebearapa nama yang kesemuanya menunjukkan kedudukannya yang sangat tinggi dan luhur, dan secara mutlaq Al-Qur’an adalah kitab samawi yang paling mulia. Di antara nama-nama tersebut ialah :
1.      Al-Qur’an, berdasarkan firman Allah dalam suroh al-isra’ : 9 :
إِنَّ هَـذَا الْقُرْآنَ يِهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ...
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberi petunjuk pada jalan yang amat lurus...”
2.      Al-Furqon, berdasarkan firman Allah dalam suroh al-furqon : 1 :
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيراً
            “Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqan kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.”
3.      At-Tanzil, berdaasarkan firman Allah dalam suroh Asy-Syu’aro : 192-193 :
وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ - نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ
            “Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ar-ruh Al-Amin (Jibril as)”
4.      Adz-Dzikr, berdasarkan firman Allah dalam suroh Al-Hijr : 9 :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
            “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.”


5.      Al-Kitab, berdasarkan firman Allah dalam suroh Ad-Dukhan : 2 :
وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ
            “Demi kitab (al-Qur’an)  yang menjelaskan.”
            Adapun mengenai sifat-sifat al-Qur’an sungguh tertera dalam ayat-ayat al-Qur’an, bahkan sedikit sekali (jarang) surat-surat dalam al-Qur’an yang tidak menyebutkan sifat-sifat yang sangat indah dan mulia terhadap kitab yang diturunkan oleh Tuhan yang Maha Mulia yang dijadikan mu’jizat (tiada tanding)yang abadi bagi seorang Nabi yang terakhir.[9] Di antara sifat-sifat al-Qur’an ialah :
1.      Nur
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا
“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah kami turunkan kepada kamu cahaya yang terang ebnderang (al-Qur’an).”
2.      Syifa dan Rahmat
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan kamu turunkan dari al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan A-Qur’an itu tidaklah menambal kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
3.      Huda
...قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ...
“...Katakanlah, Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman...”



4.      Mau’izoh
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia ! sungguh telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”
            Apapun nama-nama Al-Qur’an yang jelas dan pasti ialah yang berasal dari Kalam Ilahi yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. dan tertulis di dalam mushaf berdasarrkan sumber-sumber mutawatir yang bersifat pasti kebenarannya, dan yang dibaca oleh umat islam dalam rangka ibadah. Penamaan Al-Qur’an yang demikian itu ttelah disepakati bulat oleh semua ulama ahli ilmu kalam, ulama ahli ilmu fiqh dan ulama ahli bahasa arab.[10]













BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Asy-Syafi’i mengatakan, lafaz al-Qur’an yang terkenal itu bukan musytaq, Sementara Al-Lihyani mengatakan, lafaz al-Qur’an merupakan pecahan (musytaq) dari akar kata qa-ra-a yang bermakna tala (membaca).
Menurut ulama ushul dan fiqh, bahwa al-qur’an adalah : Kalam yang mengandung kemukjiazatan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan secara mutawatir dan yang dinilai ibadah bila membacanya.
Al-Qur’an mempunya nama dan sifat yang sangat banayak, meskipun ada ulama yang menyamakan antara nama dan sifat al-Qur’an.

B.     Kritik/saran
Di daalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, unutk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


[1] Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Firdaus, Cet I, 1990) Hal.10
[2] Ibid.11-12
[3] Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta Timur : Purtaka Al-Kautsa, Cet I, 2006), Hal.16
[4] Muhammad Abdul Adzim Al-Zalrqani, Manahil Al-‘Urfan Fi Ulumil Qur’an ( Jakarta Selatan : Gaya Media Pratama, Cet I, 2002 ) Hal.9
[5] مناع القطان, مباحث فى علوم القران )بيروت : الطبعة السابعة, ١٩٨٠  م ( صفحة. ٢١
[6] Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Firdaus, Cet I, 1990) Hal.9
[7] Mashur Sirojuddin Iqbal, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung : Angkasa, 1987), Hal.5
[8] Ibid. Hal.-515
[9] Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Firdaus, Cet I, 1990) Hal.24
[10] Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta : Pustaka Firdaus, Cet I, 1990) Hal.15



REFERENCE

As-Shalih , Subhi.  Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an: Jakarta, 1990
Al-Zalrqani, Syeikh Muhammad Abdul Adzim.  Manahil Al-Qur’an Fi Ulumil Qur’an : Jakarta Selatan : 2002
Al-Qaththan,  Syaikh Manna’. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an : Jakarta Timur, 2006
Iqbal, Drs. Mashur Sirojuddin. Pengantar Ilmu Tafsir : Bandung, 1987
مناع القطان مباحث فى علوم القران
 


1 komentar: